Seni Seni Seni.
Berkesenian
Pelaku
Seni
Seni itu Senang
Seni Itu Ekspresi
Seni itu WAW....
Inilah salah satu alsasan saya sangat menyenangi dunia
seni,, bagi saya seni itu adalah rumah. Tempat saya dapat mengeluarkan segala
unek-unek yang menjadi beban senyum dan derita.
Lantas sampai saat ini apa saja yang telah saya lakukan
dalam dunia seperti ini?
Ya memang tak banyak dan tidak begitu berkesan bagi sebagian
orang, saya tetap sangat bangga. Dari sekolah dasar saja, saya selalu dilatih
untuk menjadi bintang panggung dalam pementasan tari anak. Saya selalu
dipasangkan dengan sepupu saya. Saya selalu dipoles dengan tatanan make up yang
WAW,pada saat itu, dengan kostum yang selalu sama dengan pasangan. Selain itu
menginjak sekolah dasar pada saat kelas 6, saya sudah menjadi anggota rampak
sekar yang mampu mengisi salah satu acara di Radio Nasional TVRI di Bandung. Di
sana kami dilatih setiap hari untuk membawakan lebih dari 5 lagu sunda. Dimulai
dari Pupuh Asmarandana, Pupuh Sinom, Pupuh Maskumambang, Kawih Fajar, dan
banyak lainnya.ini menjadi prestasi yang sangat membanggakan untuk saya
pribadi.
Di bangku menengah pertama, tidak ada yang membanggakan di
sini. Pada saat itu tidak begitu diajarkan teknik teknik baru dalam kesenian. Malahan
dasar yang didapat pada sekolah dasar menjadi awal kembali. Mengapa bisa demikian?
Karena di sana semuanya tidak begitu bisa. Tetapi senangnya saya selalu menjadi
pusat perhatian. Baik dalam olah vocal maupun dalam memainkan instrument dari
suling bamboo maupun suling recorder.
Bangku SMA menjadi langkah awal saya menjajakii dunia peran.
Di sini saya mulai mendalaminya melalui wadah yang bernama Teater Rakyat SMAR. Setiap
minggunya saya selalu diberikan ilmu-ilmu baru oleh senior senior yang tak
lelah memberikan ilmu dari pengalamannya. Singkat cerita sampailah pada saat
pementasan pertama saya. Di sini saya berperan tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan. Di sini saya sangat merasa malu. Karena dengan dandanan seperti
itu, saya berbeda. ITU BUKAN SAYA. Tapi bagaimana lagi kita kekurangan peran. Dan
kita dituntut professional. Saya berperan sebagai pramunikmat yang selalu
menggoda kaum adam. Pementasan ini berjudul Di Balik Sinar Matahari. Ya, sesuai
dengan namanya, di balik sinar matahari, meskipun terlihat terang di depan
pasti dunia pasti memiliki sisi gelapnya.
Itu adalah pengalaman pertama di SMA, selanjutnya tidak
pernah ada pementasan lagi untuk saya. Saya lebih memfokuskan untukmembantu
bagian organisasi dan tim musik saja. Saya kurang begitu bisa dalam
berperan,saya lebih percaya pada rekan saya yang lebih dari saya. Hal ini
terulang sampai saya lulus di sekolah ini.
Alhamdulillah, Saya diterima di Universitas Negeri di Bandung,
Universitas Pendidikan Indonesia kampus Cibiru, bangga dengan hal itu. Berekesenian
pertama yang saya lakukan adalah, mengikuti paduan suara di kampus. Seni Suara,
itulah yang pertama. Seanjutnya berdampak pada suat saat,di mana saya harus
mewakili kampus cibiru di ajang Temu Civitas Akademika Se-Jabar di Tasikmalaya pada
cabang Lomba Pop Song dan Lomba Pupuh. Dalam Pop Song sendiri saya kurang
menguasai lagunya karena jarangnya latihan yang maksimal dan optimal, sehingga
mengakibatkan nervous yang luar biasa dan berdampak pada hasil pada putusan
juri. Sehingga saya tidak mendapatkan predikat juara. Namun, berbalik pada cabang
lomba Pupuh, ini berdampak bersinar. meskipun latihan yang intensif tidak
pernah dilakukan. Latihan sajahanya pada saat malam hari sebelum lomba, itu pun
hanya sekali latihan. Kemudian pada saat setengah jam sebelum lomba saya
lakukan pemanasan dan penyesuaian dengan tim music. Itulah latihan yang saya
lakukan. Saya kecewa dengan proses latihan tersebut, latihan yang tidak pernah
intensif, tidak pernah serius. Tercucurlah air mata pada saat itu.
Namun, ketika perlombaan berlangsung, suasana berbeda dan memasuki ke dalam suasana yang nyaman. Dan berdampak pula pada hasil yang didapat. Dan Alhamdulliah meskipun kecewa hanya mendapatkan Juara Ke-3. Itu adalah piala pertama yang pernah saya dapat. selain itu juga, saya merupakan Pimpinan dari Kontingen Cibiru. Terimakasih menteri SEGA 2010, Teh Yatis Rosidah atas amanatnya.
Namun, ketika perlombaan berlangsung, suasana berbeda dan memasuki ke dalam suasana yang nyaman. Dan berdampak pula pada hasil yang didapat. Dan Alhamdulliah meskipun kecewa hanya mendapatkan Juara Ke-3. Itu adalah piala pertama yang pernah saya dapat. selain itu juga, saya merupakan Pimpinan dari Kontingen Cibiru. Terimakasih menteri SEGA 2010, Teh Yatis Rosidah atas amanatnya.
Berkesenian di kampus pun tidak terhenti pada saat itu saja.
Yang menjadi hal special untuk ku adalah saat mengisi acara pada Seminar
Internasional yang dilalkukan oleh CEC di kampus. Saya berkesempatan mengisi
beberapa lagu bersama paduan suara, The Voice Cibiru, dengan membawakan lagu Sinaran,
Heart Will Go On, dan lagu duet bersama Intan Purnama Alam dalam lagu Ekspresi,
meskipun itu merupakan lagu dadakan dari salah satu pengisi Seminar.
Selanjutnya yaitu, pementasan yang diajak oleh Teater Kaca,
dimana saya berperan sebagai Oha dalam Naskah Peristiwa Bandung Lautan Api.
Awalnya saya menolak, tetapi karena bujukan super dari kawan kawan di Teater Kaca
(Look The Mirror, Jleb) akhirnya saya mau, latihan nya dilakukan setiap sore, 2
jam setiah harinya seusai perkuliahan selesai. Kami berlatih sendiri, tidak ada
yang melatih, meskipun sesekali ada dosen Bahasa Indonesia yang mengontrol dan
memberikan masukan masukan untuk kami. Dalam kesempatan ini saya dibantu oleh
tim Paduan Suara.
Tak berhenti sampai situ saja berkesenian saya, dilanjutkan
pada tahun 2013, saya mewakili Cibiru kembali dalam ajang yang sama, yakni Temu
Civitas Akademika UPI se-Jabar di Purwakarta. Di sini sebagai peserta cabang
lomba Pop Song. Hasil yang di dapat sangat mengecewakan. (Artikelnya sudah ada
sebelum ini).
Menjelang
mendapatkan gelar sarjana, pada saat proses PPL saya diminta oleh anak didik di
SD Ajittunggal, untuk menjadi sutradara dalam 2 kali pementasan. Yang pertama
dalam perpisahan PPL dengan membawakan Peristiwa Bandung Lautan Api dan yang
kedua adalah dalam acara perpisahan kelas 6, dengan naskah yang berlanjut dari
naskah sebelumnya.
Dicukupkan
cerita singkat berkesenian yang saya lakukan. Nantikan cerita saya selanjutnya.
Terima kasih telah membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar