Selasa, 17 Juni 2014

Apa Kabar? Barisan Patah Hati di Bulan Juni #2

Jujur, saya tidak suka membaca novel, maupun karya fiksi lainnya. Yang saya suka adalah komik anime/manga, sesekali membaca catatan di FB teman, karena di dalamnya langsung to the point ke masalah yang ada. Begitupun pada Bulan Juni ini, tak sengaja saya membaca catatan yang benar-benar jujur dari hati dan sangat menyentuh bagi setiap pembacanya. Catatan yang wajib dibaca untuk para sosok romantic lainnya di Negeri ini. Penasarankan! Mari Membaca!

Barisan Patah Hati di Bulan Juni





Akhir-akhir ini pergaulan saya selalu diiringi oleh sahabat yang selalu galau karena sosok pasangannya. Galau lebih ke arah mengecewakan. Di dalam pikiran sempat terlintas ingin membantu layaknya Sang Jalan Emas yang selalu memberikan motivasi gaibnya, seperti Mamah Berjilbab yang menasehati secara frontal melalui dakwahnya, atau seperti Sang Penyair yang selalu menorehkan kata kata melalui perumpamaan, tetapi sayangnya saya belum bisa seperti mereka.

Hanya bisa bertanya: Naha bisa pegat? (mengapa bisa putus?), sing sabar nya, da jodoh ma geus diatur ku nu di luhur. (yang sabar yang jodoh sudah diatur oleh yang Maha Kuasa)
dan menulis di status FB ± pukul 18.00 16 Juni 2014:

Minggu, 15 Juni 2014

Obrolan Meningkatkan Kreatifitas, apa iya…





Dalam pertanyaan yang saya ajukan kepada list kontak di HP pada tanggal 13 Mei 2012, dengan pertanyaan:
apakah dengan mengobrol bisa meningkatkan kreatifitas?
Adapun berbagai jawaban yang menarik yang merak sampaikan.
Teh Venny, cara bicara seseorang mencerminkan kreatif atau tidaknya orang berbicara.
Gina, dari mengobrol bisa mendapatkan suatu informasi yang membuat kita memiliki segala ide untuk membuat seseuatu.

Nyi Putri Gilang Rukmini




(Legenda Danau Talaga Warna)
Karya Yusep Muldiana
Sutradra Dado Tisna
Penata Musik Agung Teguh S.P.

Sedikit menuliskan dialog lirik lagu dan dari naskah Festifal Drama Musikal 2013
Yang menghantarkan Teater Rakyat SMAR menjadi Juara 2 aktor terbaik,

Juara 2 Aktris terbaik

Juara 1 Sutradara terbaik

Dan Juara 1 Terbaik sekaligus Juara Umum


Walau sandiwara hanya pura-pura
Tapi sandiwara bukan hura-hura

Saya dan Localicious



Mengingat hasil akhir pada saat wisuda, tersirat dalam dalam pikir saya. Betapa tangguhnya saya bisa melewati hal tersebut. Dari hal pertama kali masuk kuliah, apakah bisa seorang yang kuper di sekolahnya dengan nilai yang pas-pasan dan tak berniat kuliah dulunya, bersaing dengan orang orang yang tangguh nan cerdas?
Pikiran itu sempat menggangguku diawal. Risih dengan keadaanku yang pas-pasan. Lihat orang sana sini, semuanya serba WAH. Gadget gadgetnya digunakan mereka luar biasa. Apakah mereka mau berteman dengan saya yang tak sama sepertti mereka?
Di awal selain itu juga, semua orang pasti berkubu-kubu dengan orang yang sedaerah dengan mereka. Lebih menonjolkan kelebihan mereka. Dengan bahasa dan logat bahasa yang asing ditelingaku. Dari Cirebon, Sumedang, Garut, Ciamis, Kuningan, Purwokerto, bahkan Solo. Tak ada satu kalimatpun yang dihapal dan menempel di kepala saya bahasa mereka. Entah mengapa, saya tidak suka. Tetapi, diantara teman teman saya, ada juga yang menempel dan terus bersama karena latar belakang domisili yang sama. Namun berjalannya dengan waktu saya juga sama dengan mereka.

Saya dan Hasil Perjuanganku




“Peringkat ketiga, dari Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru dengan NIM 0903108 atas nama Ristu Rustandi dengan nilai Cum Laude, dipersilahkan menghadap ke depan.”

Gambaran kecil pada saat 8 Desember 2014 di Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia dalam Wisuda Gelombang 3 menjadi akhir dari perjalan pendidikan yang berlangsung selama 4 tahun untuk menempuh gelar Sarjana Pendidikan.
Gelar yang sangat diidam-idamkan oleh saya dan kawan seperjuangan PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru angkatan 2009.
Senanglah tiada terucap untuk menggambarkan kejadian ini.

Kamis, 12 Juni 2014

Saya dan Seni

Seni Seni Seni.
Berkesenian
Pelaku Seni
Seni itu Senang
Seni Itu Ekspresi
Seni itu WAW....
Inilah salah satu alsasan saya sangat menyenangi dunia seni,, bagi saya seni itu adalah rumah. Tempat saya dapat mengeluarkan segala unek-unek yang menjadi beban senyum dan derita.
Lantas sampai saat ini apa saja yang telah saya lakukan dalam dunia seperti ini?
Ya memang tak banyak dan tidak begitu berkesan bagi sebagian orang, saya tetap sangat bangga. Dari sekolah dasar saja, saya selalu dilatih untuk menjadi bintang panggung dalam pementasan tari anak. Saya selalu dipasangkan dengan sepupu saya. Saya selalu dipoles dengan tatanan make up yang WAW,pada saat itu, dengan kostum yang selalu sama dengan pasangan. Selain itu menginjak sekolah dasar pada saat kelas 6, saya sudah menjadi anggota rampak sekar yang mampu mengisi salah satu acara di Radio Nasional TVRI di Bandung. Di sana kami dilatih setiap hari untuk membawakan lebih dari 5 lagu sunda. Dimulai dari Pupuh Asmarandana, Pupuh Sinom, Pupuh Maskumambang, Kawih Fajar, dan banyak lainnya.ini menjadi prestasi yang sangat membanggakan untuk saya pribadi.

Seni dan Pengertiannya

Berkesenian sangat erat sekali dengan kehidupan masyarakat,baik disengaja maupun tidak disengaja. Misalnya saja: seni gamelan, Tari jaipong, Badawang, maupun banyak hal lainnya. Namun, yang menjadi pertanyaan, apakah seni itu?
Seni adalah bagian dari kebudayaan yang memegang peranan penting dalam membangun sistem kemasyarakatan yang beradab dan beretika. Seni juga sebagai alat ekspresi di dalam tataran dan komunikasi dan sosial yang bertujuan untuk memperhalus rasa sehingga terbangun kebudayaan yang tinggi dan manusiawi. Oleh karena itu seni itu sangatlah penting.
Di dalam pemerintahan juga, banyak yang mengatur atau membahas tentang kesenian, misalnya menurut Undang Undang Dasar (UUD) 1945 mengamanatkan bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.  Setiap orang juga berhak mendapatkan pendidikan dan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, dan budaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraannya, termasuk daya saing di bidang prestasi akademik maupun nonakademik.