Minggu, 15 Juni 2014

Nyi Putri Gilang Rukmini




(Legenda Danau Talaga Warna)
Karya Yusep Muldiana
Sutradra Dado Tisna
Penata Musik Agung Teguh S.P.

Sedikit menuliskan dialog lirik lagu dan dari naskah Festifal Drama Musikal 2013
Yang menghantarkan Teater Rakyat SMAR menjadi Juara 2 aktor terbaik,

Juara 2 Aktris terbaik

Juara 1 Sutradara terbaik

Dan Juara 1 Terbaik sekaligus Juara Umum


Walau sandiwara hanya pura-pura
Tapi sandiwara bukan hura-hura

Saya dan Localicious



Mengingat hasil akhir pada saat wisuda, tersirat dalam dalam pikir saya. Betapa tangguhnya saya bisa melewati hal tersebut. Dari hal pertama kali masuk kuliah, apakah bisa seorang yang kuper di sekolahnya dengan nilai yang pas-pasan dan tak berniat kuliah dulunya, bersaing dengan orang orang yang tangguh nan cerdas?
Pikiran itu sempat menggangguku diawal. Risih dengan keadaanku yang pas-pasan. Lihat orang sana sini, semuanya serba WAH. Gadget gadgetnya digunakan mereka luar biasa. Apakah mereka mau berteman dengan saya yang tak sama sepertti mereka?
Di awal selain itu juga, semua orang pasti berkubu-kubu dengan orang yang sedaerah dengan mereka. Lebih menonjolkan kelebihan mereka. Dengan bahasa dan logat bahasa yang asing ditelingaku. Dari Cirebon, Sumedang, Garut, Ciamis, Kuningan, Purwokerto, bahkan Solo. Tak ada satu kalimatpun yang dihapal dan menempel di kepala saya bahasa mereka. Entah mengapa, saya tidak suka. Tetapi, diantara teman teman saya, ada juga yang menempel dan terus bersama karena latar belakang domisili yang sama. Namun berjalannya dengan waktu saya juga sama dengan mereka.

Saya dan Hasil Perjuanganku




“Peringkat ketiga, dari Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru dengan NIM 0903108 atas nama Ristu Rustandi dengan nilai Cum Laude, dipersilahkan menghadap ke depan.”

Gambaran kecil pada saat 8 Desember 2014 di Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia dalam Wisuda Gelombang 3 menjadi akhir dari perjalan pendidikan yang berlangsung selama 4 tahun untuk menempuh gelar Sarjana Pendidikan.
Gelar yang sangat diidam-idamkan oleh saya dan kawan seperjuangan PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru angkatan 2009.
Senanglah tiada terucap untuk menggambarkan kejadian ini.

Kamis, 12 Juni 2014

Saya dan Seni

Seni Seni Seni.
Berkesenian
Pelaku Seni
Seni itu Senang
Seni Itu Ekspresi
Seni itu WAW....
Inilah salah satu alsasan saya sangat menyenangi dunia seni,, bagi saya seni itu adalah rumah. Tempat saya dapat mengeluarkan segala unek-unek yang menjadi beban senyum dan derita.
Lantas sampai saat ini apa saja yang telah saya lakukan dalam dunia seperti ini?
Ya memang tak banyak dan tidak begitu berkesan bagi sebagian orang, saya tetap sangat bangga. Dari sekolah dasar saja, saya selalu dilatih untuk menjadi bintang panggung dalam pementasan tari anak. Saya selalu dipasangkan dengan sepupu saya. Saya selalu dipoles dengan tatanan make up yang WAW,pada saat itu, dengan kostum yang selalu sama dengan pasangan. Selain itu menginjak sekolah dasar pada saat kelas 6, saya sudah menjadi anggota rampak sekar yang mampu mengisi salah satu acara di Radio Nasional TVRI di Bandung. Di sana kami dilatih setiap hari untuk membawakan lebih dari 5 lagu sunda. Dimulai dari Pupuh Asmarandana, Pupuh Sinom, Pupuh Maskumambang, Kawih Fajar, dan banyak lainnya.ini menjadi prestasi yang sangat membanggakan untuk saya pribadi.

Seni dan Pengertiannya

Berkesenian sangat erat sekali dengan kehidupan masyarakat,baik disengaja maupun tidak disengaja. Misalnya saja: seni gamelan, Tari jaipong, Badawang, maupun banyak hal lainnya. Namun, yang menjadi pertanyaan, apakah seni itu?
Seni adalah bagian dari kebudayaan yang memegang peranan penting dalam membangun sistem kemasyarakatan yang beradab dan beretika. Seni juga sebagai alat ekspresi di dalam tataran dan komunikasi dan sosial yang bertujuan untuk memperhalus rasa sehingga terbangun kebudayaan yang tinggi dan manusiawi. Oleh karena itu seni itu sangatlah penting.
Di dalam pemerintahan juga, banyak yang mengatur atau membahas tentang kesenian, misalnya menurut Undang Undang Dasar (UUD) 1945 mengamanatkan bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.  Setiap orang juga berhak mendapatkan pendidikan dan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, dan budaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraannya, termasuk daya saing di bidang prestasi akademik maupun nonakademik.

Minggu, 05 Januari 2014

Budaya Masyarakat Demokrasi



 “Demokrasi bersumber pada silake-4, yang dipimpin oleh KEBENARAN”

‘’Dunia ini memang mempesona, namun tak berguna apabila tak berilmu”

“Kekuasaan di tangan rakyat, tetapi tidak asal”

“Dalam Budaya Masyarakat Demorasi bukan hanya teori politik,
tetapi dari kacamata pendidikan yang harus diajarkan terhadap Budaya Masyarakat Demokrasi adalah suatu nilai.”

“Demorasi bisa dijadikan suatu perilaku apabila menjungjung nilai”


“Semua orang bisa pintar dalam bidangnya”

“Pengambilan suara terbanyak tidak terlalu salah apabila Rakyatnya memiliki intelek yang sama bermartabat.”

“Al Insan yang duduk di bangku akademis mencari, menggali, mematangkan budaya politik.”

“Pengetahuan itu silih berganti, dimana saja. “

Solihin Ichas Hamid
Perkuliahan Budaya Masyarakat Demorasi
Rabu, 12 September 2012


Cara Menanamkan Rasa Percaya Diri Anak Saat Bersastra



 Masih dalam perkuliahan yang sama yaitu mata kuliah Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia oleh Ibu Kurniawati, M.Pd, dengan materi pembelajaran sastra berbasis karakter.
Dalam diskusi muncul pertanyaan, Bagaimanakah cara menanamkan Rasa Percaya Diri anak saat pembelajaran Sastra?
Jawabannya:
1.      Saat diskusi mengenai sastra, siswa diharapkan mengajukan pertanyaan, lebih bagus bisa menjelaskan kepada temannya
2.      Guru menanamkan presepsi kepada siswa, bahwa semua manusia itu sama.
3.      Guru memberikan contoh terlebih dahulu
4.      Biasakan siswa berbicara di depan kelas
5.      Guru mengubah posisi duduk setiap minggunya
6.      Guru memberikan kebebasan berekspresi kepada siswa
7.      Guru menanamkan sikap menghargai siswa lain