Wah
wah sudah masuk Ospek siswa baru lagi. Tak terasa memang cepat waktu bagiku.
Sekarang aku sudah menjadi mahasiswa semester 3 di Universitas Negeri di
Bandung. Meskipun begitu, masa masa di SMA tak bisa dilupakan. Hampir tiap
tahun setiap masa orientasinyapun aku selalu datang. Dan pada suatu ketika
pandanganku pun tertuju pada salah seorang wanita cantik yang tiada duanya di
dunia ini.
Entah
karena kebetulan atau karena apa, ternyata orang yang diidam idamkan masuk
organisasi yang sama denganku. Ini kesempatam emas bagiku untuk mendapatkannya.
Tapi sayangya dia telah ada yang punya. Sahabatnya dari SMP yang menjadi
pacarnya. Ya sudahlah ada cara lain untuk dekat dengannya. Mulai dari menjadi
sosok kaka yang selalu mengingatkan dia hal apapun, jadi teman curhatnya, teman
curhat pacarnya, kaka orgainsasinya.
Akhirnya putus juga dengan orang itu. Mulailah
lagi aku dekati dia. Hampir dua minggu lah kita dekat namun apalah daya masih
saja belum bisa aku miliki dia. Dia keburu tersambar orang. Orang se SMA
dengannya, kaka kelasnya. Aku akui lelaki itu lebih apapun dari aku. Dia lebih
ganteng, lebih tinggi, lebih segala galanya dariku. Aku akui itu. Tak apalah
yang penting dia bahagia. Meskipun hati tersayat.
Telah
cukup lama, sekitar 3 bulan dia bersamanya. 3 bulan pula kau menderita darinya.
Tamapaklah dia sedikit enggan saat bertemu denganku. Akupun begitu sama
dengannya. Saat melihtnya sakit hati ini. Kapan dia berjkhir dengannya.
Akhirnya doaku terkabul. Putuslah sudah hubungan mereka. Alasanya sepele,
karena kesibukan siswa kelas 3 SMA. Ujian Nasional itulah alasanya. Di balik
kesedihan yang dia rasakan, ada rasa senang dan bahagia yang kurasakan. Ingin
sekali aku berteriak, ternyata kesempatanku tuk mendapatkannya akan menjadi
lebih mudah.
3
bulan aku dekat dengannya. Aku bingung kapan aku meresmikan hubungan ini. Aku
menunggu saat yang tepat untuk mengungkapnya. Hampir tiap minggu aku ingin
melakukannya. Apa daya. Aku belum berani. Nyaliku masih kecil tuk itu. Semua
temanku sudah tahu hubungaku dengannya. Saat kita bersama, kecocokan kita sudah
terlihat. Namun apalah artinya kecocokan
itu apabila tak ada ikatan yang mengikat.
Dan
akhirnya jatuhlah pada tanggal 3 April 2011 sekitar 15.30 WIB di teras rumah
dia. Aku berani ungkapkan semua isi hatiku. Malu sekali aku ungkapkan padanya.
Sampai sampai tak ada kata yang terucap dari bibir manisku ini. Kita hanya curi
curi pandang saja. Aku bingung dengan keadaannya. Keadaan dimana kau harus
jujur terhadap perasaanku padanya. Perasaan ingin memilikinya. Perasaan ingin
selalu bersamanya. Aku takut. Aku takut . aku takut.
Tuhan
memang maha Pencerah bagi umatnya. Terbesatlah dalam fikirku, kenapa aku tidak
menggunakan Handphone saja tuk mengungkapkamya. Kita bisa sedekat ini karena
adanya handphone. Tolol tolol tolol sekali aku dalam hal ini.
Aku
tuliskan saja “Kita ini apaan?”
Aku
menyodorkan HPku kepadanya. Dia langsung mengetik” ga tahu”
Aku
bingung apa lagi yang harus aku lakukan. Memang dalam haal yang medesak ini
fikirkupun menjadi tak terkontrol. Hanya ada rasa takut yang menggerrayangi
fikirku. Ditambah lagi kakanya yang dari tadi mondar mandir melewati kami. Oh
ya aku hampir lupa. Sebelum aku ke rumahnya aku telah membeli boneka kodok
hijau. Kenapa aku lupa. Bodoh. Bodoh bodoh. Langsung saja kau rogok boneka yang
terbungkus kertas kado yang indah di dalam tasku.
Aku: “neng,
mau gg jadi orang yang special buatku? Jikalau neng mau sialhkan ambil hadiah
dariku, kalau tidak jangan ambil hadiahku” #neng: panggilanku padanya
Rasanya
menegangkan pada saat itu. Hal ini
adalah hal yang kurasa sangat konyol dilakukan. Memang sih init yang
pertma bagiku. Ini moment pertama kali aku mengungkapkan semua perasaanku
kepada orang lain. Memang sih cukup telat untuk kau yang hampit berumur kepala
dua ini. Reputasiku mau dibawa kemana apabila hal itu tak berhasil.
Beberapa
menit aku menunggu jawabannya. kau jangan buat aku menjadi deg deg an seperti
ini. Tolonglah jawab. Jangan buat aku menunggu. Percepatlah jawabanmu. Dan
keputusannya
*GAGAL*
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Gagal
mendapatkan hati orang lain, tapi aku berhasil mendapatkan hatinya. Senangnya
hatiku.
Terima
kasih Kodok Hijau dan Keadaan yang telah Memaksa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar