Sabtu, 01 September 2012

Awal Bertemu


Wah wah sudah masuk Ospek siswa baru lagi. Tak terasa memang cepat waktu bagiku. Sekarang aku sudah menjadi mahasiswa semester 3 di Universitas Negeri di Bandung. Meskipun begitu, masa masa di SMA tak bisa dilupakan. Hampir tiap tahun setiap masa orientasinyapun aku selalu datang. Dan pada suatu ketika pandanganku pun tertuju pada salah seorang wanita cantik yang tiada duanya di dunia ini.
Entah karena kebetulan atau karena apa, ternyata orang yang diidam idamkan masuk organisasi yang sama denganku. Ini kesempatam emas bagiku untuk mendapatkannya. Tapi sayangya dia telah ada yang punya. Sahabatnya dari SMP yang menjadi pacarnya. Ya sudahlah ada cara lain untuk dekat dengannya. Mulai dari menjadi sosok kaka yang selalu mengingatkan dia hal apapun, jadi teman curhatnya, teman curhat pacarnya, kaka orgainsasinya.

 Akhirnya putus juga dengan orang itu. Mulailah lagi aku dekati dia. Hampir dua minggu lah kita dekat namun apalah daya masih saja belum bisa aku miliki dia. Dia keburu tersambar orang. Orang se SMA dengannya, kaka kelasnya. Aku akui lelaki itu lebih apapun dari aku. Dia lebih ganteng, lebih tinggi, lebih segala galanya dariku. Aku akui itu. Tak apalah yang penting dia bahagia. Meskipun hati tersayat.
Telah cukup lama, sekitar 3 bulan dia bersamanya. 3 bulan pula kau menderita darinya. Tamapaklah dia sedikit enggan saat bertemu denganku. Akupun begitu sama dengannya. Saat melihtnya sakit hati ini. Kapan dia berjkhir dengannya. Akhirnya doaku terkabul. Putuslah sudah hubungan mereka. Alasanya sepele, karena kesibukan siswa kelas 3 SMA. Ujian Nasional itulah alasanya. Di balik kesedihan yang dia rasakan, ada rasa senang dan bahagia yang kurasakan. Ingin sekali aku berteriak, ternyata kesempatanku tuk mendapatkannya akan menjadi lebih mudah.
3 bulan aku dekat dengannya. Aku bingung kapan aku meresmikan hubungan ini. Aku menunggu saat yang tepat untuk mengungkapnya. Hampir tiap minggu aku ingin melakukannya. Apa daya. Aku belum berani. Nyaliku masih kecil tuk itu. Semua temanku sudah tahu hubungaku dengannya. Saat kita bersama, kecocokan kita sudah terlihat. Namun  apalah artinya kecocokan itu apabila tak ada ikatan yang mengikat.
Dan akhirnya jatuhlah pada tanggal 3 April 2011 sekitar 15.30 WIB di teras rumah dia. Aku berani ungkapkan semua isi hatiku. Malu sekali aku ungkapkan padanya. Sampai sampai tak ada kata yang terucap dari bibir manisku ini. Kita hanya curi curi pandang saja. Aku bingung dengan keadaannya. Keadaan dimana kau harus jujur terhadap perasaanku padanya. Perasaan ingin memilikinya. Perasaan ingin selalu bersamanya. Aku takut. Aku takut . aku takut.
Tuhan memang maha Pencerah bagi umatnya.  Terbesatlah dalam fikirku, kenapa aku tidak menggunakan Handphone saja tuk mengungkapkamya. Kita bisa sedekat ini karena adanya handphone. Tolol tolol tolol sekali aku dalam hal ini.  
Aku tuliskan saja “Kita ini apaan?”
Aku menyodorkan HPku kepadanya. Dia langsung mengetik” ga tahu”
Aku bingung apa lagi yang harus aku lakukan. Memang dalam haal yang medesak ini fikirkupun menjadi tak terkontrol. Hanya ada rasa takut yang menggerrayangi fikirku. Ditambah lagi kakanya yang dari tadi mondar mandir melewati kami. Oh ya aku hampir lupa. Sebelum aku ke rumahnya aku telah membeli boneka kodok hijau. Kenapa aku lupa. Bodoh. Bodoh bodoh. Langsung saja kau rogok boneka yang terbungkus kertas kado yang indah di dalam tasku.
Aku: “neng, mau gg jadi orang yang special buatku? Jikalau neng mau sialhkan ambil hadiah dariku, kalau tidak jangan ambil hadiahku” #neng: panggilanku padanya
Rasanya menegangkan pada saat itu. Hal ini  adalah hal yang kurasa sangat konyol dilakukan. Memang sih init yang pertma bagiku. Ini moment pertama kali aku mengungkapkan semua perasaanku kepada orang lain. Memang sih cukup telat untuk kau yang hampit berumur kepala dua ini. Reputasiku mau dibawa kemana apabila hal itu tak berhasil.
Beberapa menit aku menunggu jawabannya. kau jangan buat aku menjadi deg deg an seperti ini. Tolonglah jawab. Jangan buat aku menunggu. Percepatlah jawabanmu. Dan keputusannya
*GAGAL*
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Gagal mendapatkan hati orang lain, tapi aku berhasil mendapatkan hatinya. Senangnya hatiku.
Terima kasih Kodok Hijau dan Keadaan yang telah Memaksa.

Tidak ada komentar: