Jumat, 17 Februari 2012

Kasih Tak Sampai - Sampai




Sepenggal hobiku dalam memainkan fikiran melalui jemariku. Di tengah malam yang belum bisa membuat mataku tertutup. Sunyi nian keadaan istanaku. Hanya ditemani sosok benda mati saja di sekitarku. Tak lama kemudian terasalah getaran di sebelahku, getaran dari benda mati tersebut.
Perempuan : Maaf ganggu waktunya, saya teman kost dia yang baru,  boleh minta pendapatnya? Butuh masukan dari laki laki.
(lhoh, ini no siapa lagi? Kenapa ada saja nomor baru di hapeku, tak bosan napa kalian menjadi fans ku. hahaha)
Laki-laki: Ya
Masukan bagaimana? Tentang apa?
(langsung saja aku balas)
Perempuan : Tentang laki laki, boleh tidak?
Laki-laki: Mangga.
Terus masalahnya apa?
(heu, ternyata masalahnya adalah percintaan, macam mana pula seoarang AKU faham tentang cinta. Api lebih baik aku tanggapi saja, barangkali saja aku bisa mengatasai. Keep spirit!!)
Perempuan : Misalnya ada perempuan yang bilang suka sama kaka, tapi kaka tidak tertarik dengan dia, terus perempuan itu satu kelas sama kaka. Si perempuan terus memberi perhatian ke kaka, nah kaka bakalan bersikap bagaimana ke perempuan itu? Jujur..
(idih … ini perempuan aktif banget ya, ampe dikejar gitu. Nah pertanyaan pertama saja sudah hampir tak bisa ku jawab. Langsung saja tanpa fikir panjang aku balas pertanyaan dia dengan seadanya.)
Laki-laki: Pertama, mana ada perempuan yang suka sama orang aneh seperti kaka, terlalu sibuk. Kedua, kaka jarang sekali jatuh cinta. Ketiga, perempuan sekelas mana ada yang suka, sepertinya tidak akan sanggup dengan cemoohann sekelas.Keempat, meskipun ada, fikiran kaka tuk sekarang kurang stabil.
Perempuan : Aduh, ini Cuma misal saja kaka. Coba bayangkan laki laki itu adalah kaka.
(ini anak teliti amat ya terhadap balasan dariku, benar benar ingin hasil yang maksimal, hasil yang benar benar mencurahkan fikiran seseorang di saat semua makhluk halus berkeliaran)
Laki-laki: Sikapnya, ya terima saja kalo perempuan itu perhatian, namun dalam artian ‘tidak lebih’, terus anggap saja itu perhatian biasa.
(kalau diibaratkan berbicara, balasan dariku intonasi dan nadanya datar. Jutek banget ya)
Perempuan : Terus gimana cara akang supaya si perempuan itu tidak terus teruusan berharap sama kaka?
(kesal juga ya, pertanyaannya langsung disambar kembali, layaknya seseorang  yang sedang antri tuk naik bus. Dengan entengnya aku langsung balas, tanpa memikirkan perasaan siapapun. Tanpa pertimbangan.)
Laki-laki: Berbicara langsung ke perempuan itu, dan buat keadaan seperti awal kembali.
Perempuan : Kalo misal kaka mau memberi kesempatan ke perempuan itu. Hal apa yang bisa membuat suka sama perempuan itu?
(pertanyaan ini, serasa menyudutkan aku. Seolah olah aku yang ada dalam kasus ini. Aku sempat memutar otakku untuk pertanyaan ini. Seakan akan pertanyaan ini ada saat test masuk ujian perguran tinggi, yang apabila tidak dijawab maka akan dikurangi pointnya. Dari awal saja aku kan jarang sekali suka sama seseorang, semua orang yang dekat denganku saja yang sudah kenal lama, pasti dia akuu anggap biasa saja, apalagi ini. Menurutku pribadi suaka terahdap seseorang tidak dapat dipaksakan. Dari pada aku bingung aku langsung saja balas sengan singkat padat dan jelas, daripada membuatku harus berbuat yang tak mungkin dilakukan dengan cara istan seperti ini)
Laki-laki: Dari awal juga laki laki itu tidak suka terhadap perempuan itu untuk apa dipaksakan. Pasti laki laki itu akan menjauh.
Perempuan : Tapi di kenyataannya, laki laki itu malah semakin baik dengan perempuan itu. Padahal laki laki itu idak suka sama perempuan itu. Ini misal apa yang bisa bikin kaka suka sama  perempuan itu ? apa perempuan itu harus  memberi kepedulian yang berlebih kepada laki laki itu? Atau harus bagaimana sikapnya?
(benar benar ni anak membuatku harus mengoptimalkan otakku yang selama perkuliahanku saja tidak pernah berfikir dengan penuh kepastian seperti ini. Apalagi ini apabila dikaitkan dengan dosen, mungkin ini tipe dosen killer dengan segudang pertanyaan yang mengundang jawaban yang membuahkan pertanyaan kembali. Ya dengan menggunakan sifat asliku, langsung saja ku menjawab tanpa basa basi.)
Laki-laki: Ya mungkin kenyamanan, tapi perlu ditegaskan kembali, dari awal saja laki laki itu tidak suka.
Perempuan : Trus kalau perempuan itu memberi perhatian yang terus menerus ke laki laki itu, apa laki lakinya tidak merasa enek?
Laki-laki: Yang pastiny enek, mulai risih dan mulai tidak nyaman dengan keadaan itu.
(ya ampun, coba deh fikir sendiri, sebangga banggaya presiden yang diawasi ajudannya pasti ada saat saatnya tidak diperhatikan dong, pasti prseidennyapu merasa pengen nimpuk ni orang. Kerjaanya merhatiin mulu. Gak ada pekerjaan lain napa. Nah, apabila ni terjadi pada orang biasa, ya,, laki laki ini, yang kurang beruntung yang mendapatkan perhatian yang super padat seperti itu.)
Perempuan : Jadi aku harus bagaimana ka? Tanggung malu.
(yaelah.. mesti nanya pula mesti  gimana, di kalo aku jadi kamu pasti aku bakal nyerah aja, buat apa ku lakuin prbuatan yang gk berguna, malah lebih berguna apabila aku ngepel kamar, cuci baju, cuci motor dan sebagainya daripada akau harus ngejar ngejar yang tak pasti. Tapi tak kusampaikan hal ini padanya, ini kan demi kebaikan orang lain juga, jadi aku harus bisa menjadi malaikat bagi orang lain.. hehehehe)
Laki-laki: Utarakan saja langsung ke laki laki itu, terima hasil yang ada dan berlapang dadalah.
Perempuan : Udah ka, dianya tidak jawab suka atau tidak suka ke aku. Tapi kata temanku dia biasa aja sama aku.  Awalnya dia emang ngejauhin gitu dan jadi cuek. Tapi sekarang dia jadi baik sekali ke aku, dia ramah sekali sama aku, lebih dari sebelumnya. Samapi saat ini aku jadi  makin bingung, mengapa dia seperti itu, sedangkan hatinya biasa saja ke aku.
(ini anak perempuan begitu besarkah perjuanganmu terhadap laki laki itu, tapi apakah perjuanganmu sama besarnya untuk mendapatkan nilai mata kuliahmu? Haha so bijak. Tapi yang bikin aneh tuh, laki laki ini malah bersikap yang di inginkan peerempuan ini, seolah olah dia memberikan harapan yang kosong.)
Laki-laki: Itu kapan di utarakannya? Silahkan dicoba kembali.
Perempuan : Ada 3 minggu lalulah. Maksudnya dicoba lagi bilang lagi ke dia?
(ternyata sudah lama diutarakannya, masih ada harapanlah buatmu, MUNGKIN saja sekarang berubah.. berubah? Memangnya power ranger. hahaha)
Laki-laki: Ya, coba langsung bicara ke dia.
Perempuan : Aku pas awal tidak bertanya, Cuma bilang saja kalau aku suka sama dia.
(ya Allah semoga saja ini menjadi pertanyaan dia yang terakhir, kalau aku jadi konsultan mugkin saja juttaan rupiah yang telah kudapat, karena pertanyaan yang bertubi tubi bagaikan serangan PERSIB terhadap PERSIJA yang tanpa henti. And well, inilah kata bijak ku yangbisa disampaikan padanya)
Laki-laki: Ya, utarakan seperti awal diungkapkan, yang penting kalian dapat bertemu 4 mata langsung, dan ungkapkan perasaanmu ke dia, dan yang paling penting kamu harus jujur.
(kisah ini didapat dari sms adik tingkatku yang meminta saran kepadaku)
Teman teman pembaca bagaimana postinganku kali ini, apabila ingin di posting di blog ku ini maka rajin rajinlah kalian menghubungiku. Hehe

Tidak ada komentar: