Kamis, 12 Maret 2015

Para Bajak Laut, Itulah Muridku



Penantian panjang menunggu, setelah kelulusan masa kuliah itu berasa membosankan dan tidak ada kegiatan yang biasanya SUPER SIBUK layaknya masa kuliah lalu. Di saat bersama para Mahasiswa Kura-Kura Puma (Kuliah Rapat Kuliah Rapat Pulang Malam) hehe
Setiap detiknya dijalani tetap berdiam diri di rumah, dilanjutkan sesekali melempar Ijazah hasil Kuliah lalu ke Sekolah Sekolah ternama. Alhasil, sekolah tersebut tidak menerima calon pendidik dari luar,apalagi yang baru saja lulus. Atasannya beranggapan, di sini sudah penuh, anak kami saja banyak yang magang. Aku pikir, sekolah seperti itu hanya memanfaatkan kelauarganya saja, hanya keluarganya saja yang berhak mengajar di sana. Hanya keluarganya saja yang berhak mendapatkan kesuksesannya di san, dengan kata lainini layaknya Sistem Kerajaan. Di mana Posisisnya hanya diberikan kepada anak-anak dan sodara-sodaranya saja. Sekolah macam apa itu?

Ya , tidak sampai di sana, terus berusaha dan mencari yang terbaik. Tidak jauh dari tempat tinggalku, ternyata ada sekolah yang baru saja berdiri. Aku beranggapan kalau di sana saya akan bisa memuaskan isi dompet. Ya saya berikan dokumen yang dibutuhkan. Dengan bangganya aku lampirkan apa yang menjadi keahlianku dan pengalamanku yang telah dilaksanakan semasa kuliah lalu. Sangat tebal dikirimkan.
Selang beberapa hari,
Kring!!!!!! Kring!!!!!
Tepat 5 Maret 2014,
Apakah benar ini dengan Ristu Rustandi?
Iya benar, ada apa?
Besok ditunggu untuk simulasi mengajar di SD Insan  Unggul. Di Kelas2
Sontak, terkaget mendengar kabar itu. Apa yang harus dilakukan? Pada saat itu, sedang dalam keadaan badan yang kurang fit, yang baru saja beberapa jam sebelumnya, dokter memeriksa.
Iya, saya akan usahakan ke sana.
Dengan segera, malam harinya, dibuatlah RPP, media, dan evaluasi yang akan disajikan di kelas  itu. Bahasa Indonesia, IPS, dan PKn, itulah yang menjadi ide di malam itu.
Menghadaplah langsung kepada atasan sekolah itu. Memberikan sedikit penjelasan mengenai sekolah ini. Baik sistem sekolah, mata pelajaran khususnya, guru-gurunya, bahkan hal sensitif seperti honorarium yang didapat)
Masuklah ke dalam kelas yang terdapat bangku lesehan layaknya meja makan orang Jepang, tidak kursi, semuanyanya ngampar di bawah dengan karpet yang dipakai Shalat, (katanya itu berkonsep Sunda) dengan  berpenghuni 27 siswa. Kelas yang sangat ramai. Butuh tenaga vokal yang ekstra untuk mengondisikan 27 siswa tersebut. Deg-degan, keringat dingin, tatapan tajam dari semua siswa. Pertanyaan yang begitu banyak dari siswa mereka.  Dengan Dimulailah dengan perkenalan, dengan menulis nama lengkap di White board (Sengaja ditulis, untuk mengetahui, apakah siswa di sana bisa membaca dengan lancar atau tidak. Dan ternyata hampir semuanya bisa melakukannya)
Dilanjutkan dengan apersepsi dengan bernyanyi Ayah Ibu Kaka Adik (itu adalah lagu yang menghantarkanku mendapatkan nilai yang sangat memuaskan pada Ujian Pendidikan Seni Musik materi membuat lagu anak) Responnya ternyata baik, mereka suka, mereka mengikutinya dengan suara yang begitu lucu (cempreng sih sebenarnya haha,tapi tak apa asal mereka senang) 

Para Siswa di sana sangatlah tidak bisa diam, dan selalu saja ada hal yang dibincangkan, namun selalu mengerti apa yang di sampaikan. Selalu dituangkan ke dalam hal yang mereka sukai Karena saat menerangkan materi, selalu fokus dan berkonsentrasi tinggi.  Mereka dapat memposisikan di mana saat belajar, dan di mana saat bermain. Tetapi terkadang juga pada saat belajar sering bermain. Hal ini layaknya para bajak laut, Mereka Brutal tapi mereka tidak menyakiti siapapun, bahkan kelebihan mereka selalu dipakai ke dalam hal positif. Mereka orang yang tidk serius, tetapijikalau mendapat tanggung jawab, merekaselalu melakukannya dengan penuh kesungguhan untuk mencapai hasil yang optimal, Ya itu Muridku, Para Bajak Laut.  

Tidak ada komentar: