Kamis, 03 November 2011

AKU, DIA, dan KAMU

Sosok teman mengungkapkan: Febby Noor Fadilah
sejenak terpikir,
kalau saya secerdas kang Sandi Rahmatulloh dalam mengatur keuangan, seriang dan setegas kang Ristu Rustandi juga pintar mengontrol emosi seperti kang Isis Basyar Misbachul, jika saya laki-laki dan tingkat 3, InsyaAllah saya Berani mencalonkan diri !!
 tapi, saya rasa kedua rekan saya itu memang benarlah apa adanya. Itulah mereka dengan segala kelebihannya. Apa yang bisa saya banggakan? saya memang periang, saya akui itu. namun adakah yang tahu apa makna saya bersikap seperti itu. Sebenarnya saya di sini merasa sangat sepi. Sepi dari segala hal yang diingini, dari sosok teman yang mampu hadir setiap saat.
Saya iri terhadap teman yang selalu berkelompok. namun saya juga bertanya apakah mereka seperti itu setiap saat? kemudian apakah tiap individunya hanya mampu memunculkan taringnya saat bersama rekannya saja? (hanya Tuhan yang tahu)
Saya rasakan sendiri terhadap kedua rekan saya  yang dibahas di atas tidaklah mungkin mereka masuk dalam golongan kelompok ini. Mereka mempunyai kemampuan yang cukup mapan dalam proses nanti ke depannya. Kalau mereka bisa mengapa saya tidak bisa. Saya harus yakin dengan watak dan karakter yang dimiliki, inilah saya. Saya adalah orang yang butuh dukungan dari orang lain.
Kembali dalam pembahasan bahwa saya adalah sosok yang tegas. Dilihat dari manakah? mungkin saja mereka melihat saya pada saat proses bekerja dalam menjadi panitia penerimaan mahasiswa baru? Namun sayangnya, di sini saya hanya bersikap untuk tidak mementingkan diri pribadi. Kepentingan kelompok dalam suatu akan memnunjang kesuksesan acara tersebut. Sejalan dengan itu, sesekali saya harus bertindak otoriter, tujuannya agar mereka dapat terkontrol dalam penugasannya. Selain itu, saya berusaha mencoba menjadi sosok yang central, sosok yang semua perintah ada di tangan saya. Meskipun ada petinggi yang memerintah sekalipun, mereka harus memberitahukan terlebih dahulu dan persetujuan saya. Karena rekan rekan bawahan kerja saya adalah tanggung jawab saya.

2 komentar:

Fenofa mengatakan...

pernah dengar kalimat " Seseorang dengan jiwa kepemimpinan yang baik terkadang merasa kesepian, banyak orang yang 'meninggal' karenanya tapi tidak sedikit pula orang yang menjadikan masa kesepian itu untuk bermuhasabah, merenungkan sesuatu yang tak dapat direnungi ketika ia sibuk dengan orang lain...
tegas? pernahkah berkaca, kadang apa yang kita kira kekurangan,dilihat dari 'kacamata' orang lain itu suatu kelebihan yang diinginkannya...
Dengan bertahan sebagai organisator dimana rekan lainnya tak peduli, bukankah itu tanda loyalitas yang sebenarnya..

duniaberacun mengatakan...

kesepian adalah teman saya, dimana dengan kesepian itu saya dapat berpikir

tegas... alhamdulilah sudah ada yang percaya