Rabu, 28 September 2011

PERSEKUTUAN KEMASYARAKATAN


“Imajinasi gerakan sosial kita perlu sedapat mungkin direkayasa menjadi gerakan berbasis persekutuan kemanusiaan. Dengan demikian diharapkan agar bentuk perlawanan yang plural bisa diwujudkan baik secara vertical berbasis aktor kepemimpinan Negara ataupun secara komunitas.” Piet H. Khadir (Nalar Kemanusiaan Nalar Perubahan Sosial, hal 2006:129).
Pada dasarnya suatu gerakan perkumpulan berlandaskan tujuan yang baik untuk masing masing kelompoknya sendiri. Memajukan apa yang menjadi kepentingan pribadinya. Namun alangkah lebih baiknya, apabila adanya suatu patokan yang diambil dari landasan yang sama, yaitu landasan idiil Negara kita. Landasan Pancasila, landasan yang mengandung makna, nilai-nilai luhur yang berbudaya tinggi, bernilai yang menjungjung kepentingan khalayak banyak, yang berasaskan atas asas timur. Asas Timur yang meninggiberatkan kepentingan bersama, soliditas erat, dan bersosialitas tinggi. Ideologi secara praktis diartikan sebagai sistem dasar seseorang tentang nilai-nilai dan tujuan-tujuan serta sarana-sarana pokok untuk mencapainya. Jika diterapkan oleh Negara maka ideologi diartikan sebagai kesatuan gagasan-gagasan dasar yang disusun secara sistematis dan dianggap menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya, baik sebagai individu, sosial, maupun dalam kehidupan bernegara. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Politik Ada perkembangan baru yang menarik berhubung dengan dasar Negara kita. Dengan kelima prinsipnya Pancasila memang menjadi dasar yang cukup integrative bagi kelompok-kelompok politik yang cukup heterogen dalam sejarah Indonesia modern.
 Selain itu, Bangsa kita tidak akan luput dari saat kejayaan tahun 1928. Kejayaan golongan pemuda yang berbeda latar belakang, asal wilayah, suku bangsa, kepercayaan, kebudayaan, warna kulit, daerah tempat tinggal, serta keturunan, yang berasal dari seluruh Indonesia  yang mengikat janji untuk adanya rasa persatuan dan kesatuan. Mereka mengesampingkan semua kepentingan pibadi untuk kepentingan orang banyak. Kepentingan inilah yang harus dicapai bangsa kita saat ini. Pada masa kini, kepentingan pribadilah yang menjadi suatu trendy di setiap kalangan. Mengobral kekuasaan di depan umum, namun tidak berguna untuk yang  lain. Diawali dengan berimajinasi di depan umum, namun ditengahi dan diakhiri dengan naskah yang berbeda. Meskipun ini masih dalam satu lakon. Maka munculah istilah mayarakat yang berkembang, yakni : yang nyaman di pantat, belum tentu nyam di kepala. Inilah masalah yang hatus kita usut tuntas  sampai ke akara akarnya bahkan samapi ke calon calon bibit bangsa. Cukuplah sampai di sini  bangsa kita merekayasa imajinasi gerakan sosial yang berbasis persekutuan kemanusiaan ini. Ayo kita ubah dengan cara yang lebih damai, teratur, tertib, dan serasi dengan norma yang berlaku, yang berkepemimpinan yang terkontrol Negara, yang transparan, dan atau berkembang menjadi masyarakat secara menyeluruh dari semua strata sosial dan mobilitas perkembangan yang lebih baik.

Tidak ada komentar: